MYTHOS-LEGENDA ATAUKAH NAMA DEWA-DEWI.!??
Konon menurut legendanya Si Raja Batak mempunyai asal-usul sesuai dongeng yang diceritakan para leluhur dan telah menjadi mithos ditengah-tengah masyarakat Batak sebagai berikut ;
Siraja Batak berasal dari Manuk - manuk Hulambujati yaitu seekor ayam yang badannya sebesar kupu-kupu namun telurnya sebesar periuk tanah. Manuk - manuk Hulambujati tidak mengerti bagaimana dia mengerami telurnya yang demikian besar. Karena itu Ia bertanya kepada Mulajadi Nabolon, bagaimana cara mengeraminya. Mulajadi Nabolon berkata: Eramkanlah seperti biasa, lalu Manukmanuk Hulambujati mengerami telur besar itu, dari telur tersebut kemudian ada Si Raja Batak ; dengan demikian si Raja Batak berawal dari : Manuk-manuk hulambujati , Batara Guru/Siboru Pareme , O.Tuan Soripada/Siboru Parorot, Tuan Mangalabulan/Siboru Panuturi kemudian Op.Tuan Sori Muhamad, Datu Tatntan Debata (Guru Mulia)/ Siboru Sorbajadi,Raja Odap-odap /Siboru Deak Parujar/Putri Batara Guru, Tuan Sorimangaraja, Siraja Endah-endah , kemudian Ihat Manisia, kemudian Raja Miok-miok, Patundal Nabegu, Aji Lapas-lapas kemudian Eng Banua kemudian Raja Ujung, Eng Domia-Siraja Bonang-bonang , Raja Jau kemudian Tantan Debata, kemudian ada Si Raja Batak.
Dalam mithos atau cerita diatas tentulah untuk menunjukkan suatu kekayaan kebathinan yang dicerminkan oleh cerita tersebut. Pengertian spiritual yang tinggi dan religius yang ada pada masyarakat Batak sebagai penganut agama Hindu Syiwa untuk menyebut para dewa-dewi yang diyakininya pada saat itu . Pada kesempatan ini penulis menyampaikan pengertian istilah dan dapat pula diartikan maksud dan nilai dari pada peran cerita tersebut seperti uraian berikut.
Manuk-manuk Hulambujati :
mengartikan bahwa manusia berasal dari sebuah rahim , yaitu rahim yang suci, yang baik dan subur .
Si Boru Pareme :
mengartikan asal usul manusia dari bibit / sel telur perempuan yang baik, hal ini karena terpenuhi makanan dan gizi yang baik.
Si Boru Parorot :
mengartikan asal usul manusia harus dilengkapi dengan sifat ibu yang sudah bisa menjaga dan melindungi anaknya.
Si Boru Panuturi :
mengartikan asal manusia harus dilengkapi dengan kemampuan seorang Ibu yang sudah tersedia padanya nasehat dan cerita yang baik dalam masa pertumbuhan anak-anaknya.
Op. Tuan Sori Muhamad :
mengartikan bahwa rahim berisi manusia jika ada laki-laki yang memberi isi kedalam rahim tersebut dan dasar mencintainya.
Kerabat / Pihak dari laki-laki itulah yang disebut oleh istilah ini dan laki-laki itu telah diajarkan cintah kasih (muhamad/mohabed dalam bahasa India berarti cinta)
Dt. Tantan Debata Guru Mulia :
mengartikan bahwa rahim itu ada pada wanita sedangkan Kerabat / Pihak dari wanita tersebut disebut dengan istilah ini. Karena pihak dari wanitalah yang berkuasa memohon untuk diturunkannya berkat dan atau siwanita telah diajari untuk mengurus rumahtangga dan keturunanya serta hubungan antar keluarga.
Si Boru Sorbajadi :
mengartikan tentang si wanita yang siap kawin, yang nantinya rahimnya akan bekerja sendiri setelah silaki memberikan isinya.
Raja Odap-odap :
mengartikan tentang silelaki yang siap untuk berkawin.
Siboru Deak parujar :
mengartikan pada setiap wanita yang telah menjadi Ibu karena telah melahirkan manusia dan telah memiliki kasih sayang Ibu dan berniat memelihara dan mengajari anaknya.
Ihat Manusia :
mengartikan pada setiap manusia yang baru dilahirkan dan sudah siap mengaharungi seluruh sisi-sisi kehidupan dunia.
Kebiasan dalam upacara ritual Hindu Kuno yang harus memuja dewa-dewi agar mau memberikan restu dan berkat untuk setiap rencana dan langkah manusia dan istilah diatas adalah panggilan terhadap dewa-dewi tersebut sesuai nama-nama diatas dalam upacara spiritual Batak Kuno.
Si Boru Deak Parujar adalah
Ibu yang melahirkan manusia, dia perlambang ke-ibuan dan yang menurut kepercayaan lama menjelma dalam diri setiap wanita batak.
Ia juga perlambang kesuburan, yang peranannya melanjutkan seluruh yang terdapat dalam adat perkawinan dan kekerabatan batak . Ia juga termasuk yang melahirkan manusia yang pergi merantau atau ber imigrasi pertama ke Tanah Batak, jadi harus mengingat Ibu yang melahirkan kita.
Ihat manusia adalah
setiap manusia yang dilahirkan dari seorang Ibu (termasuk manusia leluhur orang Batak)
Raja Miok-miok adalah
sebutan bagi manusia yang gagah berani dan telah diberkati Sang Maha Pecipta untuk mewarisi dan menurunkan Si Raja Batak dan raja-raja Batak berikutnya.
Patundal Nabegu adalah kelompok manusia yang penakut dan pasif.
Aji Lapas-lapas adalah kelompok yang kurang jelas prinsip dan tekadnya.
Eng Banua adalah
mengartikan manusia pertama yang datang ke Tanah Batak atau Barus tetapi masih selalu kembali ke negeri asal muasalnya dan manusia yang lain menjalani antar benua.
Si Raja Bonang-bonang adalah
leluhur keturunan Si Raja Batak yang kedua dan masih selalu kembali ke negeri asalnya namun ditanah Batak sudah mempunyai pengaruh dan kekuasaan sehingga cenderung dapat diandalkan menjadi tali komunikasi ke tempat asal.
Raja Ujung adalah
manusia yang menjalani antar benua dan diketahuinya dan diyakininya telah berada pada posisi daratan terujung kesebelah timur atau selatan atau barat.
Raja Jau adalah
manusia yang berada dibelahan benua atau daratan lainnya.
Tantan Debata adalah
mengartikan generasi ketiga di tanah Batak dan juga masih kembali ke negeri asalnya namun sudah mendapat pengakuan dan pengaruh atas apa yang ada untuk dikuasainya di tanah batak.
Si Raja Batak adalah
mengartikan generasi berikutnya yang menjadi pemula atau pionir dan eksis menetap dan tinggal seterusnya dan tidak lagi dapat berhubungan dengan negeri asalnya.
Si Raja Batak yang diceritakan dalam mythos tersebut kemudian beranak cucu hingga sampai saat ini dan beradaptasi dengan datangnya pengaruh yang masuk ke daerah batak. Harus diingat pula bahwa Si Raja Batak bukan pula manusia pertama yang sampai di tanah Sianjur Mula-mula melainkan sudah ada jauh sebelumnya, manusia-manusia lainnya berada disana. Mereka itu adalah para Proto Malayan yang berdatangan sesuai gelombang migrasi dari Asia Selatan atau semenanjung Yunan.
Namun manusia-manusia sebelumnya hanyalah manusia-manusia yang hidup secara Splendid Isolation dan hidup bebas dan berpindah/nomade, hidup dalam keadaan dan mengikuti pola kebutuhan serta dihutan mana ada ditemuinya terdapat makanan.
BOBOT – BEBET – BIBIT.
Dalam keluarga batak harus selalu terdapat proses pembinaan terhadap anggota keluarga, sehingga setiap orang yang telah siap untuk menikah atau berumah tangga telah ada padanya sifat-sifat dan keadaan sebagai berikut ;
a. Bagi Perempuan Batak.
Seorang perempuan batak yang akan berumah tangga harus sudah memiliki keadaan maupun sifat atau telah memiliki bibit, bobot, bebet yang disebut dengan hal-hal berikut :
1. Padanya sudah tumbuh apa yang disebut manuk-manuk hulambujati yaitu rahim yang subur karena pertumbuhannya diurus dan kesehatannya dipelihara dengan baik.
2. Sifat Siboru Pareme yaitu perempuan yang mempunyai bibit keturunan /sel telur yang baik dan subur atau telah melampaui akil baliqnya.
3. Sifat Siboru Parorot yaitu perempuan tersebut telah tumbuh dewasa, mampu berpikir bahkan mampu untuk memelihara , mengurus serta menasehati anak-anak yang akan dilahirkannya kelak.
4. Siboru Panuturi yaitu sifat seorang perempuan yang sangat sabar untuk membujuk, mengajari dan menasehati anak-anaknya kelak
5. Siboru Sorbajadi yaitu keadaan seorang perempuan yang memiliki rahim yang baik dan siap kelak untuk menikah dan rahim tersebut akan bekerja sendirinya memelihara janin yang ada kelak pada rahim tersebut atas kuasa dan pengasihan Sang Pencipta.
6. Siboru Deak Parujar yaitu keadaan perempuan yang sudah pernah melahirkan anak dan mempunyai kemampuan membela anak dan keluarganya dengan pihak-pihak yang ada pada dalian na tolu.
b. Bagi Laki-laki Batak
Setiap laki-laki batak yang akan menikah atau beruma tangga maka padanya sudah terdapat bibit, bobot , bebet sebagai berikut :
1. Sifat Raja Miok-miok yaitu menggambarkan seorang laki-laki yang sudah berani menghadapi seluruh sisi kehidupannya dimasa yang akan datang.
2. Sifat Patundal Nabegu yaitu sifat pengecut.
3. Sifat Aji Lapas-lapas yaitu sifat yang kurang jelas prinsip atau tidak mempunyai tekad yang jelas.
4. Sifat Oppu Tuan Sori Muhamad yaitu sifat yang telah dimiliki seorang laki-laki sebagai seorang yang penuh cinta kasih dan tanggung jawab terhadap seluruh anggota keluarganya secara adil sesuai masing-masing haknya .
5. Keadaan sebagai Raja Odap-odap yaitu menggambarkan arti seorang laki-laki yang siap untuk dinikahkan dan telah melewati masa akil baliqnya.
Religi masyarakat batak kuno yang sepenuhnya percaya pada Mulajadi Nabolon dapat hidup dalam kehidupan masyarakat batak, akan tetapi dengan masuknya bentuk religi dari kemajuan dan pemahaman baru dari dan atas agama – agama yang datang ke tanah batak dan agama itu sendiri mengalami pembaharuan dan kemajuan membuat pola religi batak kuno mengalami perubahan bahkan pelarangan.
Sikap hidup Habatahon (centris batak) selalu mengacu kepada damai pribadi dan sejahtera masyarakat yang mana dapat dicapai dengan keserasian hubungan antar keluarga dalam tatanan Adat Dalian Natolu serta alam lingkungannya. Setiap hidup itu menjadi realitas dari tata kehidupan dalam aturan adat nyata, karena disekitarnya ada dan hadir manusia lainnya.
Adat batak adalah impian sekaligus kenyataan, hidup keluarga batak padat dengan sarana dan komponen adat yang diyakini yaitu ; bahwa pelaksanaan adat secara baik adalah bagian dari keberhasilan kehidupan pribadi, keluarga dan ketentraman masyarakat.
Religi batak kuno mengantarkan orang batak kepada sejahtera diri melalui kepatuhannya pada adat batak yang berasal dari Mulajadi Nabolon dan aktualitas dan penghormatan kepada Mulajdi Nabolon bisa tumbuh berkembang pada pemahaman akan roh atau tondi yang ada dan berada ditengah kehidupannya.
Religi Kuno Masyarakat Batak mengakui kekuasaan Mulajadi Nabolon, sehingga dialah yang disembah dan dia pulalah yang didambakan untuk memberikan berbagai realisasi dalam mewujudkan cita-cita dalam sisi kehidupan orang batak. Seperti halnya yang banyak dicita-citakan untuk sukses dalam segi yaitu ;
Hamoraon / kekayaan,Hagabeon / berketurunan,Hasangapon / berderajat yang baik
Tatanan kehidupan masyarakat batak dalam kekerabatan Dalian Na Tolu bukan saja penyejuk hidup dan pergaulan masyarakat tetapi lebih jauh memberikan pengertian adanya jenjang hidup dan kehidupan yang saling terkait antara sesamanya.
Hula-hula memegang peranan tertinggi dalam kehidupan itu, bahkan menganggap dan merasakan adanya posisi hula-hula dalam kesejahteraan hidup sehingga digambarkan posisi Hula-hula sebagai wakil Mulajadi Nabolon.
Pengertian ini adalah tentu bukan dalam arti harafiah melainkan gambaran betapa pentingnya posisi Hula-hula yang mampu dan berperan
sebagai saluran untuk memberi dan menyampaikan berkat daripada Mulajadi Nabolon .
Setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan dan suatu siklus kehidupan perorangan, rumah tangga dan kelompok masyarakat dianggap sebagai hal yang mempunyai saat atau titik kritis dalam siklusnya, sehingga harus dilewati atau dilalui melalui suatu upacara ritual adat.
Setiap permasalahan yang timbul pada proses saling hubungan atau inter-relasi sosial antar anggota masyarakat dianggap sebagai gangguan keseimbangan kehidupan makro-kosmos, sehingga harus segera diatasi dengan upacara ritual adat. Untuk memeperoleh perbaikan atas keseimbangan yang terganggu tersebut maka pranata adat turun tangan untuk melaksanakannya.
Segala perselisihan diantara anggota masyarakat dan tindakan criminal juga diselesaikan dan atau dihukum sesuai dengan aturan adat. Adat juga mengatur tatacara pemujaan dan penyembahan para dewata dan roh-roh nenek moyang, acara mana bertujuan menjaga atau memelihara kekuatan mistis yang diembannya tidak mengganggu kehidupan manusia.
Sayang sekali jika memandang perlakuan yang dijalankan secara adat istiadat sebagaimana dikenal dalam budaya Batak tersebut dituduhkan sebagai bentuk pagan lama atau animisme atau bentuk pemujaan berhala. Agama yang menyusul masuk ke tanah Batak haruslah dijadikan sebagai sesuatu bentuk pencerahan. Pencerahan mana dipandang perlu untuk meninggalkan budaya yang lama dan memilih agama sebagai ajaran Tuhan Allah .
Dengan adanya agama membuat masyarakat itu akan memperoleh yang terbaik baik jasmani dan rohani. Pencerahan yang dibawa ketengah masyarakat Batak sebagai bentuk agama yang mengenal Tuhan Yang Maha Esa dengan segala Theologi dan dogmatis yang sebaiknya.
Namun sebenarnya banyak budaya yang bernilai positif baik pengaruhnya bagi masyarakat itu sendiri. Budaya timbul karena nilai yang telah dipilih baik dan selanjutnya masyarakat tersebut memeliharanya serta menjunjungnya dengan baik secara turun temurun. Tidak terkecuali dalam masyarakat Batak Kuno, budaya itu ada terpelihara dan diwariskan turun temurun.
Keterbatasan masyarakat Batak Kuno akan pengetahuannya untuk ber-Tuhan pada masa lampau tidak serta merta membuang segala yang sudah ada baik karena sudah adanya agama. Budaya yang baik harus tetap dipelihara dan dijaga karena senyata banyak yang baik dan telah teruji dilaksanakan berabad-abad untuk kebaikan masyarakat Batak itu sendiri.
Ditengah masyarakat modern saat ini dan sudah terdapat berbagai agama-agama yang menjadi pilihan masing-masing orang batak dan tentulah tidak seperti keadaan pada batak kuno dahulu. Sebagai modernisasi peradaban sejak beribu-ribu tahun yang lalu maka demikian juga halnya kepercayaan telah menemukan arwah yang sebenarnya sebagimana ajaran agama yang mengatakan semua bermula dari Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai Alpa dan Omega dan semua itu yang menjadi ukurannya adalah iman setiap pemeluknya.
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar