BATAK NETWORK - Horasma dihita saluhutnya. Turi-turian kali ini adalah tentang Kedekatan Presiden Joko Widodo atau yang biasa disapa dengan JOKOWI dengan Halak Hita. Untuk selanjutnya bagaimana Kedekatan Jokowi dengan Orang Batak, mari kita simak bersama dibawah ini, seperti yang dilansir oleh Batakgaul.com.
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dengan pakaian adat Batak di Karnaval Danau Toba.(foto:ist) |
Inilah 4 Bukti Kedekatan Jokowi dengan Orang Batak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal mempunyai perhatian lebih kepada orang-orang di luar Pulau Jawa, ketimbang presiden sebelumnya.
Hal ini barangkali dampak dari kebijakan pembangunan Jokowi yang tidak lagi Jawa-Sentris seperti para pendahulunya, melainkan Indonesia-Sentris, yakni pembangunan merata seluruh Indonesia.
Kecintaan Jokowi pada orang di luar Pulau Jawa ini seakan mendapat tempat di hati orang Batak, yang sejak dulu menginginkan presiden yang tidak pilih kasih.
Sikap Jokowi itu kemudian membuat sebagian orang Batak meyakini bahwa sang presiden memang nyaman dekat dengan halak hita.
Berikut adalah 4 bukti kedekatan Jokowi dengan orang Batak:
Jokowi Menang Telak di Tanah Batak
Orang Batak ikut memberi kontribusi signifikan bagi kemenangan pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014. Bagaimana tidak, di 4 kabupaten pemekaran Tapanuli Utara (baca: Tano Batak) yaitu : Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir dan Humbang Hasundutan, Jokowi-JK menang mutlak di atas 90 persen.
Presiden Jokowi diulosi di Bandara Silangit - Foto: Setpres |
Kemenangan telak Jokowi-JK di Tanah Batak ini secara tidak langsung juga hukuman bagi pasangan Prabowo-Hatta, yang banyak menjual isu SARA dalam kampanyenya.
Berikut perbandingan perolehan suara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK di Tano Batak pada Pilpres 2014:
- Tapanuli Utara: Prabowo-Hatta 11.615 (8,78%) dan Jokowi-JK 120.744 (91,22%)
- Samosir: Prabowo-Hatta 3.346 (5,54%) dan Jokowi-JK 57.030 (94,46%)
- Toba Samosir: Prabowo-Hatta 8.154 (9,30%) dan Jokowi-JK 79.525 (90,70%)
- Humbang Hasundutan: Prabowo-Hatta 8.284 (9,63%) dan Jokowi-JK 77.704 (90,37%)
Dua Menteri Koordinator Orang Batak
Meski sempat sedikit mengecewakan orang Batak karena mencoret nama Maruarar Sirait sehingga tidak ada halak hita dalam Kabinet Kerja, Presiden Jokowi cepat mengobatinya.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan dan Menko Perekonomian Darmin Nasution - Foto: straitstimes.com / batakgaul.com |
Pada perombakan (reshuffle) kabinet pertama Agustus 2015, Jokowi langsung memasukkan dua orang menteri asal Batak sekaligus ke dalam Kabinet Kerja. Posisinya pun tidak tanggung-tanggung, yakni menteri koordinator.
Mereka adalah Luhut Pandjaitan sebagai Menko Polhukam dan Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian. Dengan demikian, dari empat menteri koordinator yang ada, dua atau separuhnya adalah dijabat orang Batak. Luar biasa!
Perhatikan Wisata Danau Toba
Baru pada era Presiden Jokowi, wisata Danau Toba mendapat perhatian lebih. Bersama 9 detinasi wisata lain di Indonesia, Jokowi ingin menjadikan Danau Toba sebagai ‘Bali’ baru.
Presiden Jokowi menikmati keindahan alam Danau Toba - Foto: Setpres / Batakgaul.com |
Tidak hanya itu, Jokowi juga bertekad membuat Danau Toba sebagai Monaco of Asia. Tekad ini jelas bukan omong kosong jika melihat langkah konkret sang presiden.
Misalnya, Jokowi langsung memerintahkan memperlebar Bandara Silangit, Tapanuli Utara, sehingga sekarang sudah bisa didarati oleh sejumlah maskapai dari Jakarta.
Kemudian, Jokowi segera membentuk Badan Otorita Danau Toba. Lembaga ini akan mempercepat pembangunan wisata di danau huta kita tercinta.
Perhatikan Warga Karo Terdampak Sinabung
Tidak hanya Danau Toba yang menjadi perhatian Presiden Jokowi. Kepala pemerintahan juga terus memantau ancaman bencana yang tiba-tiba datang dari erupsi Sinabung.
Presiden Jokowi kunjungi pengungsi Sinabung - Foto: Setpres |
Hingga kini sudah dua tahap relokasi yang dilakukan pemerintah terhadap pengungsi Sinabung. Bahkan, pada relokasi tahap II, pemerintah memberi kebebasan kepada pengungsi untuk membangun huniannya sendiri.
Sebagai gantinya, pemerintah menyediakan dana Rp 110 juta per kepala keluarga yang terdiri atas Rp 59,4 juta untuk penyediaan tanah serta pembangunan rumah dan Rp 50,6 juta untuk lahan pertanian.
Pada bencana erupsi Sinabung yang menewaskan sedikitnya 7 orang Sabtu (21/5), pemerintah Jokowi juga langsung memberi santunan tiga hari setelah kejadian, sebesar Rp 140 juta.
Sumber: Batakgaul.com
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar