Tari pada masyarakat Karo disebut "Landek". Dalam budaya Karo, penyajian Landek sangat kontekstual. Dengan kata lain, keberadaan Landek ditentukan dengan konteks penyajiannya. Selain itu setiap gerakan-gerakan dalam Landek masyarakat juga berhubungan dengan perlambangan-perlambangan dan makna-makna tertentu.
1. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Piso Surit
Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung pincala (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang sedang memanggil-manggil.
Lagu Piso Surit Karya Djaga Depan dalam bahasa Karo, dengan lagu yang bernuansa tradisional Karo berkembang (dibuatkan) tariannya yang dikenal dengan tarian Piso Surit.
2. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Gundala-Gundala
Tari Gundala-Gundala adalah sebuah tari tradisional yang masih dilakukan oleh masyarakat di Desa Seberaya Tanah Karo. Tarian Gundala-Gundala ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu sebagai kostumnya. Tari Gundala-Gundala ini dilakukan untuk mendatangkan hujan.
3. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Baka
Tari Baka merupakan tarian tradisional masyarakat suku Karo. Tarian ini menggambarkan seorang paranormal/ orang pintar yang sedang menyembuhkan orang sakit. Hal ini terkait dengan kebiasaan orang Karo pada zaman dahulu, masyarakat di dataran tinggi Karo masih mengandalkan orang pintar atau paranormal. Hampir semua masalah yang ada disampaikan kepada orang pintar atau paranormal. Khususnya untuk masalah penyakit, masyarakat akan membawanya kepada orang pintar untuk disembuhkan. Dalam proses penyembuhannya orang pintar atau paranormal menggunakan sebuah keranjang dan mangkok khusus untuk tempat ramuan-ramuan obat.
4. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Tongkat
Tari Tradisional dari Tanah Karo yang satu ini menggambarkan kepercayaan orang Karo akan adanya roh halus, masyarakat Karo masih mempercayai adanya kekuatan gaib dan roh halus yang akan mendatangkan hal yang negatif pada kehidupan manusia. Dalam beberapa kegiatan kebudayaan, manusia yang memiliki ilmu gaib masih berperan penting untuk berhubungan dengan roh-roh halus. Tari tongkat ini menggambarkan bagaimana manusia yang memiliki ilmu gaib ini mengusir roh-roh jahat yang masuk ke suatu tempat di pedesaan. Manusia tersebut menggunakan sebuah tongkat khusus yang disebut tongkat malaikat dan tongkat panaluan.
5. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Ndikkar
Tari Ndikkar lebih dikenal sebagai tarian bela diri atau pecak silat ala Tanah Karo Sumatera Utara. Ndikkar adalah bentuk pertahanan diri tradisional Karo atau Pencak Silat yang tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan kebudayaan masyarakat Karo. Ndikkar memiliki ciri-ciri : gerakan yang sangat lambat dan lembut tetapi disaat-saat tertentu gerakan tarian ini akan terlihat keras dan cepat. Khususnya masyarakat Karo, mereka mempelajari Pencak Silat hanya untuk pertahanan diri sendiri. Pada saat ini Ndikkar lebih banyak berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat.
1. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Piso Surit
Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung pincala (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang sedang memanggil-manggil.
Lagu Piso Surit Karya Djaga Depan dalam bahasa Karo, dengan lagu yang bernuansa tradisional Karo berkembang (dibuatkan) tariannya yang dikenal dengan tarian Piso Surit.
2. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Gundala-Gundala
Tari Gundala-Gundala adalah sebuah tari tradisional yang masih dilakukan oleh masyarakat di Desa Seberaya Tanah Karo. Tarian Gundala-Gundala ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu sebagai kostumnya. Tari Gundala-Gundala ini dilakukan untuk mendatangkan hujan.
3. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Baka
Tari Baka merupakan tarian tradisional masyarakat suku Karo. Tarian ini menggambarkan seorang paranormal/ orang pintar yang sedang menyembuhkan orang sakit. Hal ini terkait dengan kebiasaan orang Karo pada zaman dahulu, masyarakat di dataran tinggi Karo masih mengandalkan orang pintar atau paranormal. Hampir semua masalah yang ada disampaikan kepada orang pintar atau paranormal. Khususnya untuk masalah penyakit, masyarakat akan membawanya kepada orang pintar untuk disembuhkan. Dalam proses penyembuhannya orang pintar atau paranormal menggunakan sebuah keranjang dan mangkok khusus untuk tempat ramuan-ramuan obat.
4. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Tongkat
Tari Tradisional dari Tanah Karo yang satu ini menggambarkan kepercayaan orang Karo akan adanya roh halus, masyarakat Karo masih mempercayai adanya kekuatan gaib dan roh halus yang akan mendatangkan hal yang negatif pada kehidupan manusia. Dalam beberapa kegiatan kebudayaan, manusia yang memiliki ilmu gaib masih berperan penting untuk berhubungan dengan roh-roh halus. Tari tongkat ini menggambarkan bagaimana manusia yang memiliki ilmu gaib ini mengusir roh-roh jahat yang masuk ke suatu tempat di pedesaan. Manusia tersebut menggunakan sebuah tongkat khusus yang disebut tongkat malaikat dan tongkat panaluan.
5. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Ndikkar
Tari Ndikkar lebih dikenal sebagai tarian bela diri atau pecak silat ala Tanah Karo Sumatera Utara. Ndikkar adalah bentuk pertahanan diri tradisional Karo atau Pencak Silat yang tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan kebudayaan masyarakat Karo. Ndikkar memiliki ciri-ciri : gerakan yang sangat lambat dan lembut tetapi disaat-saat tertentu gerakan tarian ini akan terlihat keras dan cepat. Khususnya masyarakat Karo, mereka mempelajari Pencak Silat hanya untuk pertahanan diri sendiri. Pada saat ini Ndikkar lebih banyak berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat.
6. Guro-Guro Aron (Terang Bulan)
Guro-Guro Aron adalah arena muda-mudi Karo untuk saling kenal dan sebagai lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat. Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk membudayakan seni tari Karo agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam rangka pelestariannya. Acara ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas Karo yakni : Sarune, Gendang (Singindungi dan Singanaki), juga dari penganak Dairi.
7. Tari Karo Lima Serangkai
Tari Lima Serangkai adalah tarian yang dipadu dari lima jenis tari yaitu Tari Morah-Morah, Tari Perakut, Tari Cipa Jok, Tari Patam-Patam Lance dan Tari Kabang Kiung. Setelah itu muncul pula Tari Piso Surit, Tari Terang Bulan, Tari Roti Manis dan Tari Tanam Padi.
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar