1. Uis Julu Diberu
Meski terkesan berwarna gelap yakni Hitam dan Biru, Uis Julu Diberu terlihat elegant dengan sentuhan warna emasnya. Uis jenis ini digunakan sebagai sarung untuk perempuan tatkala menghadiri upacara tradisional yang mengharus seseorang mengenakan pakaian adat lengkap.
2. Uis Beka Buluh
Uis Beka Buluh memiliki ciri Gembira, Tegas, dan Elegan. Dan sebagai simbol kewibawaan dan tanda kebesaran Putra Karo, Uis Beka Buluh berciri khas warna merah, putih dan keemasan. Fungsinya dalam kegiatan kebudayaan dan pakaian daerah adalah sebagai Penutup Kepala, Pertanda, dan Maneh-maneh.
>> Penutup Kepala : Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai pria/ putra Karo sebagai mahkota di kepalanya pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkawinan, Mangket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kemarian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut).
>> Pertanda : (Cengkok-cengkok/ Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segitiga.
>> Maneh-maneh : Setiap putra Karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga berhasil dalam hidupnya. Pada saat kematiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak Kalimbubu tadi yakni Mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh.
3. Uis Gatip
Uis Gatip biasa digunakan sebagai identitas karakter seseorang yang berjiwa ulet dan teguh, digunakan untuk penutup kepala wanita Karo (tudung) dalam setiap pesta adat maupun dalam kesehariannya. Uis Gatip juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepala Kalimbubu yang meninggal.
Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada Kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal Dunia (Maneh-maneh dan Morah-morah).
4. Uis Jongkit Dilaki
Uis Jongkit Dilaki biasa digunakan sebagai identitas karakter seseorang yang kuat dan perkasa, digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk laki-laki yang disebut Gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap.
5. Uis Nipes Padang Rusak
Berwarna khas merah, emas dan putih, Uis Nipes Padang Rusak biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai selendang saat menghadiri acara suka.
6. Uis Nipes Benang Iring
Sesuai dengan namanya, Uis Nipes Benang Iring didominasi warna hitam, warna lainnya adalah kuning merah dan biru muda. Kain tradisional Karo ini digunakan tatkala menghadiri kegiatan upacara kebudayaan yang bersifat duka.
7. Uis Arinteneng
Keseluruhan warna Uis Arinteneng adalah hitam, digunakan di upacara-upacara perkawinan seperti saat melamar, Uis Arinteneng menjadi alas Pinggan Pasu saat menyerahkan mas kawin, Uis ini juga digunakan sebagai alas piring tatkala kedua mempelai melakukan ritual makan dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/ mukul).
8. Uis Perembah
Corak warna-warni pada Uis Perembah terlihat begitu ceria, merah, kuning, hijau, hitam, ungu dan berbagai warna lainnya. Uis Perembah digunakan untuk menggendong bayi. Selain itu Uis jenis ini biasanya diberikan oleh pihak Kalimbubu kepada pasangan yang baru mendapatkan anak pertama agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak.
9. Uis Ragi Barat/ Ragi Mbacang
Kain ini bercorak khas warna merah dan pink serta warna emas. Biasanya digunakan sebagai selendang bagi perempuan di upacara-upacara sukacita maupun dalam keseharian. Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
10. Uis Jujung-Jujungen
Kain ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bagian depannya.
11. Uis Nipes Mangiring
Berwarna khas hitam dengan perpaduan warna-warna lainnya yakni merah, kuning dan putih. Penggunaannya terbatas pada upacara dukacita saja dan dapat dikenakan oleh pria maupun wanita sebagai selendang bahu.
12. Uis Teba
Uis Teba identik dengan warna hitam dan biru tua. Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usai sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat dukacita. Pada beberapa daerah, kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (Maneh-maneh) pada saat orang yang sudah lanjut usia meninggal.
13. Uis Pementing
Uis jenis ini memiliki perpaduan warna gelap seperti hitam dan coklat namun diberi juga warna putih berbentuk garis-garis. Uis Pementing ini biasa digunakan Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung.
14. Uis Kelam-kelam
Kain ini bukan kain tenun manual, tapi hasil pabrik tekstil yang dicelup warna hitam menggunakan pewarna alami. Kain ini biasa digunakan sebagai penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron dan biasa digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang Kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (Morah-morah).
Batak | Cerita Batak | Sejarah Batak | Batak Pakpak | Batak Toba | Batak Karo | Batak Mandailing | Batak Simalungun | Batak Angkola | Sejarah Batak | Lagu Batak | Perkawinan Batak | Pernikahan Batak | Adat Batak | Tentang Batak | Foto Batak | Tarian Batak | Pakaian Batak | Ulos Batak | Artikel Batak | Kami Batak
Uis Julu Diberu |
Meski terkesan berwarna gelap yakni Hitam dan Biru, Uis Julu Diberu terlihat elegant dengan sentuhan warna emasnya. Uis jenis ini digunakan sebagai sarung untuk perempuan tatkala menghadiri upacara tradisional yang mengharus seseorang mengenakan pakaian adat lengkap.
2. Uis Beka Buluh
Uis Beka Buluh |
Uis Beka Buluh memiliki ciri Gembira, Tegas, dan Elegan. Dan sebagai simbol kewibawaan dan tanda kebesaran Putra Karo, Uis Beka Buluh berciri khas warna merah, putih dan keemasan. Fungsinya dalam kegiatan kebudayaan dan pakaian daerah adalah sebagai Penutup Kepala, Pertanda, dan Maneh-maneh.
>> Penutup Kepala : Pada saat Pesta Adat, Kain ini dipakai pria/ putra Karo sebagai mahkota di kepalanya pertanda bahwa untuk dialah pesta tersebut diselenggarakan. Kain ini dilipat dan dibentuk menjadi Mahkota pada saat Pesta Perkawinan, Mangket Rumah (Peresmian Bangunan), dan Cawir Metua (Upacara Kemarian bagi Orang Tua yang meninggal dalam keadaan umur sudah lanjut).
>> Pertanda : (Cengkok-cengkok/ Tanda-tanda) yang diletakkan di pundak sampai ke bahu dengan bentuk lipatan segitiga.
>> Maneh-maneh : Setiap putra Karo dimasa mudanya diberkati oleh Kalimbubu (Paman, Saudara Laki-laki dari Ibu, Pihak yang dihormati) sehingga berhasil dalam hidupnya. Pada saat kematiannya, pihak keluarga akan membayar berkat yang diterima tersebut dengan menyerahkan tanda syukur yang paling berharga kepada pihak Kalimbubu tadi yakni Mahkota yang biasa dikenakannya yaitu Uis Beka Buluh.
3. Uis Gatip
Uis Gatip |
Uis Gatip biasa digunakan sebagai identitas karakter seseorang yang berjiwa ulet dan teguh, digunakan untuk penutup kepala wanita Karo (tudung) dalam setiap pesta adat maupun dalam kesehariannya. Uis Gatip juga digunakan sebagai tanda penghormatan kepala Kalimbubu yang meninggal.
Untuk beberapa daerah, diberikan sebagai tanda kehormatan kepada Kalimbubu pada saat wanita Karo meninggal Dunia (Maneh-maneh dan Morah-morah).
4. Uis Jongkit Dilaki
Uis Jongkit Dilaki |
Uis Jongkit Dilaki biasa digunakan sebagai identitas karakter seseorang yang kuat dan perkasa, digunakan sebagai pakaian luar bagian bawah untuk laki-laki yang disebut Gonje (sebagai kain sarung). Kain ini dipakai oleh Putra Karo untuk semua upacara Adat yang mengharuskan berpakaian Adat Lengkap.
5. Uis Nipes Padang Rusak
Uis Nipes Padang Rusak |
Berwarna khas merah, emas dan putih, Uis Nipes Padang Rusak biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai selendang saat menghadiri acara suka.
6. Uis Nipes Benang Iring
Uis Nipes Benang Iring |
Sesuai dengan namanya, Uis Nipes Benang Iring didominasi warna hitam, warna lainnya adalah kuning merah dan biru muda. Kain tradisional Karo ini digunakan tatkala menghadiri kegiatan upacara kebudayaan yang bersifat duka.
7. Uis Arinteneng
Uis Arinteneng |
Keseluruhan warna Uis Arinteneng adalah hitam, digunakan di upacara-upacara perkawinan seperti saat melamar, Uis Arinteneng menjadi alas Pinggan Pasu saat menyerahkan mas kawin, Uis ini juga digunakan sebagai alas piring tatkala kedua mempelai melakukan ritual makan dalam satu piring pada malam hari usai pesta peradatan (man nakan persadan tendi/ mukul).
8. Uis Perembah
Uis Perembah |
Corak warna-warni pada Uis Perembah terlihat begitu ceria, merah, kuning, hijau, hitam, ungu dan berbagai warna lainnya. Uis Perembah digunakan untuk menggendong bayi. Selain itu Uis jenis ini biasanya diberikan oleh pihak Kalimbubu kepada pasangan yang baru mendapatkan anak pertama agar anak tersebut sehat-sehat, cepat besar dan menjadi orang sukses dalam hidupnya kelak.
9. Uis Ragi Barat/ Ragi Mbacang
Uis Ragi Barat/ Ragi Mbacang |
Kain ini bercorak khas warna merah dan pink serta warna emas. Biasanya digunakan sebagai selendang bagi perempuan di upacara-upacara sukacita maupun dalam keseharian. Lapisan luar pakaian wanita bagian bawah (sebagai kain sarung) untuk kegiatan pesta sukacita yang diharuskan berpakaian adat lengkap.
10. Uis Jujung-Jujungen
Uis Jujung-Jujungen |
Kain ini dipakai hanya untuk lapisan paling luar penutup kepala wanita (tutup tudung) dengan umbai-umbai emas pada bagian depannya.
11. Uis Nipes Mangiring
Uis Nipes Mangiring |
Berwarna khas hitam dengan perpaduan warna-warna lainnya yakni merah, kuning dan putih. Penggunaannya terbatas pada upacara dukacita saja dan dapat dikenakan oleh pria maupun wanita sebagai selendang bahu.
12. Uis Teba
Uis Teba |
Uis Teba identik dengan warna hitam dan biru tua. Kain ini dipakai wanita Karo lanjut usai sebagai tutup kepala (tudung) dalam upacara yang bersifat dukacita. Pada beberapa daerah, kain ini dijadikan sebagai tanda rasa hormat kepada Kalimbubu (Maneh-maneh) pada saat orang yang sudah lanjut usia meninggal.
13. Uis Pementing
Uis Pementing |
Uis jenis ini memiliki perpaduan warna gelap seperti hitam dan coklat namun diberi juga warna putih berbentuk garis-garis. Uis Pementing ini biasa digunakan Pria Karo sebagai ikat pinggang (benting) pada saat berpakaian Adat lengkap dengan menggunakan Uis Julu sebagai kain sarung.
14. Uis Kelam-kelam
Uis Kelam-kelam |
Kain ini bukan kain tenun manual, tapi hasil pabrik tekstil yang dicelup warna hitam menggunakan pewarna alami. Kain ini biasa digunakan sebagai penutup kepala wanita Karo (tudung teger) waktu pesta adat dan pesta guro-guro aron dan biasa digunakan sebagai tanda penghormatan kepada puang Kalimbubu pada saat wanita lanjut usia meninggal dunia (Morah-morah).
Batak | Cerita Batak | Sejarah Batak | Batak Pakpak | Batak Toba | Batak Karo | Batak Mandailing | Batak Simalungun | Batak Angkola | Sejarah Batak | Lagu Batak | Perkawinan Batak | Pernikahan Batak | Adat Batak | Tentang Batak | Foto Batak | Tarian Batak | Pakaian Batak | Ulos Batak | Artikel Batak | Kami Batak
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar