HORAS — Gaya blusukan yang diterapkan Jokowi alias Joko Widodo berhasil membawa beliau ke kursi nomor 1 di Indonesia.
Tapi tahukah kita bahwa blusukan yang paling gila dalam hal pejabat negeri ini dipelopori oleh pejabat turunan Batak, (Edward Waldemar Pahala) EWP Tambunan.
Dia adalah Reformis di tengah orde baru. Pemerintahan yg bersih KKN adalah visi beliau.
Keberaniannya membuat beliau hanya diberi kekuasaan 5 tahun. Karena di pemerintahan Pusat beliau dianggap pejabat yang pelit "Tidak pengertian" karena EWP berujar "Pejabat pusat yang datang ke daerah memiliki SPJnya".
Mungkin bila beliau hidup di jaman reformasi beliau bisa menjadi presiden juga.
Masa pemerintahan beliau sering blusukan tiba-tiba di kecamatan-kecamatan Sumut, tidur di Rumah warga di papan dengan kain sarung, tidak suka dengan sambutan, masa itu (1978-1983) setiap camat harus menguasai potensi daerahnya kalau tidak mau malu disembur di tempat umum. EWP akan bertanya, "Berapa jumlah ayam , jumlah kambing, tonase hasil pertanian di kecamatan ini, angka kelahiran, luas tanah kosong, jumlah siswa, DLL.
EWP beranggapan seorang pemimpin harus tahu potensi daerah tersebut sehingga bisa menerapkan keputusan dan anggaran yang tepat arah.
Tetapi tidak jarang orang batak juga sering kesal dengan Opung ini, karena jiwanya yang sangat Pruralis dan Anti KKN.
Pernah marga Tambunan sendiri disembur langsung oleh beliau, karena meminta jabatan. Tapi beliaulah yang mengenalkan Pesta Danau Toba sampai ke mancanegara sehingga wisatawan mancanegara beradu ke Danau Toba Kala itu. Salam Sumut Horas, Mejuah-juah, Ahoi, ini juga adalah hasil dari pemikiran opung ini.
Di kalangan para kontraktor Opung EWP dikenal dengan si "Kayu Laut" karena suka tiba-tiba tinjau lokasi dan tidak segan-segan memerintahkan bongkar kepada kontraktor yang salah. Salah satu kontraktor pernah cerita sama saya masa pemerintahan EWP Tambunan.
Lebih gilanya EWP sering memulangkan kelebihan uang anggaran uang Kegubernuran pada pusat, dimana anggaran itu bisa saja dilakukan untuk program yang aneh-aneh.
Mungkin ini yg membuat dari kecil aku sering di ajarkan oleh keluarga tentang si Tambunan Edward ini, karena kejujurannya untuk priode kedua beliau harus di pulangkan Soeharto ke Jakarta dan dibatasi bersosial.
David Smara
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar