Istilah batak pesisir ini sering digunakan sebagai istilah untuk menyebut orang-orang asli bersuku Batak bermarga Batak Toba dan Angkola serta sebagian Pakpak yang bermukin di pesisir pantai Barat Sumatera Utara yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa Melayu Pesisir Barat (Mirip bahasa Minang).
Batak Pesisir itu sebenarnya orang Batak yang berada di Pinggiran Pantai. Mereka hidup bersama macam macam Kaum. Tetapi lebih dominan hidup bersama Puak Minang, Puak Melayu dan juga sesama Batak. Mata pencarian orang Batak Pesisir adalah Nelayan pada umumnya. Bukan bertani. Dikarenakan tanah nya tidak cocok untuk bercocok tanam. Tanah Pantai mempunyai serapan air asin yang banyak dan juga berpasir. Cuma beberapa tanaman yang hidup seperti Kelapa dan sedikit sayuran. Anda tahukan hidup nelayan itu bagaimana?
Mereka harus mengarungi lautan lepas berbulan bulan untuk mencari ikan guna penghidupan mereka. Dan mereka pun kebanyakan bertransaksi dilautan. Jarang sekali bertransaksi di daratan. Dari kejadian ini bisa saja mereka singgah di daratan/pulau untuk beristirahat sekalian mengisi bahan bahan makanan serta air tawar untuk minuman. Yang mana tempat mereka bersinggah terdapat suku suku lain di daratan/pulau tersebut. Mereka pun singgah dalam waktu lama, tergantung keadaan cuaca juga. Selama masa itu mungkin terjadi asimilasi bahasa. Dan tak jarang mereka pun menetap disana ataupun sebaliknya nelayan lain juga menetap ditempat asal mereka. Jadi tak heran kalau terjadi pencampuran bahasa dan adat budaya.
Contoh kehidupan seperti ini bisa kita lihat juga di daerah Sibolga, Barus, Sorkam, Manduamas (Tapanuli Tengah/Sibolga) dan seputaran Bukit Barisan, seperti: Batu Mundam, Singkuang, Tabuyung, Reniate dll (Mandailing Natal).
Pada umumnya mereka bisa 3 bahasa sekaligus. Yang dominan mereka mengerti Bahasa Minang, Batak dan Melayu.
Orang Batak Pesisir di Daerah ini juga memakai marga mereka dikarenakan mereka juga mempunyai Raja Raja Marga. Daerah Tapanuli Tengah ( Barus-Sorkam-Manduamas-Tukka) /Sibolga dulu nya dipimpin oleh Raja Hutagalung, Raja Tanjung, Raja Pasaribu, Raja Sitompul, Raja Tarihoran. Dan di Mandailing Natal ( Daerah Bukit Barisan ) tepatnya di Tabuyung dipimpin oleh Raja Hutasuhut. Dan orang orang Batak perantauan yang datang ke daerah ini juga memakai marga mereka supaya lebih diterima atau memudahkan diri untuk bersosialisasi. Orang orang dari Puak Minang juga semuanya memakai marga Ibu nya untuk memudahkan mereka bersosialisasi. Kecuali dari Puak Melayu, dikarenakan tidak memakai sistem marga. Tetapi mereka bisa diterima.
Di Sibolga dan Daerah Bukit Barisan terkenal sekali para Pedagangnya yang tidak bisa ditipu sama sekali. Dikarenakan : apabila mereka bertransaksi dengan Puak Minang, mereka bisa berkomunikasi dengan Bahasa Minang. Dan apabila mereka bertransaksi dengan Puak Batak, mereka juga bisa berkomunikasi dengan Bahasa Batak. Jadi pantasnya mereka disebut sebagai Batak Pesisir atau Batak Campuran.
Terserah andalah mau memposisikan mereka seperti apa.
Inilah istilah Batak Pesisir,
yang bersumber dari http://et-ee.facebook.com/topic.php?uid=47641186265&topic=9783
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar