BATAK NETWORK - Horas ma dihita saluhutna. Kembali Blog ini berbagi tentang HABATAKON. Topik kali ini adalah mengenai Perempuan Batak. Tahukah Anda Bahwa Perempuan Batak itu Bukanlah Perempuan Biasa? Beta tasimak ma mengenai turi-turian on, songon na dilansir situs batakmulana.com.
Photo Ilustrasi Perempuan Batak Bukan Perempuan Biasa (Foto: batakmulana.com) |
Perempuan Batak itu Bukanlah Perempuan Biasa!
Sejauh apa kita menyadari peran penting seorang perempuan Batak dalam hidup kita, baik dalam acara adat maupun di luar konsep adat tersebut? Sadarkah bahwasanya tanpa kehadiran seorang boru, maka acara adat tak akan bisa terlaksana? Sudahkan kita menghargai boru, dan meletakkan sejenak superior kita?
Boru ni raja sudah sepatutnya untuk dihormati dan dimuliakan. Dalam pengertian, bahwasanya perempuan Batak patut ditempatkan di tempat terbaik. Budaya Batak sendiri, sebenarnya sudah sejak dahulu menempatkan wanita pada posisi yang sangat penting.
Bukan tanpa alasan, atau untuk membela perempuan Batak secara sepihak atau mengedepankan perempuan dibanding laki-laki, tapi kenyataan, ada aturan yang mesti diingat sebagai acuan untuk hal ini. Masyarakat Batak yang memang menganut system patrilineal, tidak berarti kaum Adam Batak menjadi pemegang kedudukan superior di dalam keluarga dan masyarakat.
Perempuan Batak bukan perempuan biasa.
Perempuan Batak yang dalam kenyataannya juga sering kita jumpai lengkap dengan perjuangannya bertahan hidup, memenuhi kebutuhan keluarganya dan selalu tahu bagaimana bersikap menghadapi dunia yang makin hari makin keras. Perempuan Batak, secara umum, benar-benar menonjolkan sikap rajani, daya juang yang tinggi yang memang patut dihormati. Perempuan Batak dipersiapkan untuk memegang posisi penting di tengah-tengah keluarga. Terlebih setelah menikah. Setelah menikah, maka seorang perempuan Batak diharuskan memegang 4 posisi dalam keluarga, yaitu:
1. Menjadi istri bagi suaminya,
2. Menjadi 'ibu kedua' bagi adik-adik suaminya,
3. Menjadi ibu dari anak-anaknya,
4. Dan menjadi boru dalam tiap ulaon-ulaon keluarga dari pihaknya.
Seorang ibu bagi Batak adalah guru yang paling handal bagi keluarganya. Sosok seorang ibu Batak adalah figur yang paling berperan dalam mendidik dan mengajarkan adat dan falsafah hidup Batak kepada anak-anaknya. Kelembutan dan kecerewetan berpadu dalam diri seorang perempuan Batak, tidak peduli apakah perempuan itu masih berstatus lajang atau sudah menikah. Namun, perempuan Batak tidak begitu saja bersikap tanpa tahu situasi dan kondisi. Perempuan Batak adalah wanita terkuat di dunia yang bisa dengan sukses berpegang teguh pada konsep kehormatan dan penghormatan, yaitu kepatutan, moral, etika, sensitivitas, dignity, pride, wisdom, tradisi adat -istiadat, dan sebagainya.
Sudah saatnya mengubah pola pikir yang menganggap perempuan Batak sebagai kaum lemah dan pelengkap saja. Perlu diingat, wanita Batak telah di’daftarkan’ dan ditetapkan untuk dihormati. Hal ini dibuktikan dengan adanya 4 bulatan dengan titik hitam pada relief atau gorga Rumah Adat Batak. Keempat bulatan dengan titik hitam tersebut adalah symbol payudara wanita, yang melambangkan Ibu, Kasih Sayang, Kehidupan dan Kesuburan. Perempuan Batak bukan perempuan biasa. Mereka lebih dari apa yang ada di atas canda tawa. Mereka adalah sumber hidup yang seharusnya dihargai dan dihormati, bukan dikuasai.
Sumber: www.batakmulana.com
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar