BATAK NETWORK - Horas ma dihita saluhutna. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, Abang/Adik, Sdra/Sdri yang kami hormati mengenai topik kali ini, yaitu ketika Imam Besar FPI Habib Rizieq Pake Ulos di Medan. Tentunya ada yang Pro dan Kontra. Sebelum memberi komentar, kami ingin mengajak Anda sekalian menyimak ulasan di bawah ini.
Imam Besar FPI Habib Rizieq di Medan - Foto : benardosinambela.id |
Habib Rizieq Manis Pake Ulos
Melihat dari perkembangan kasus AHOK beserta tekanan publik sampai hari ini, sepertinya AHOK akan masuk penjara,
Persaanku juga begitu tentang perkembangan kasusku hari ini, tentu berdasarkan hitung-hitungan konsekuensi hukumnya, sayapun akan masuk penjara. Kalaupun tidak, itu adalah diluar dugaan dan logika ku.
Mudah-mudahan kami nanti tidak bertemu disatu momen saat bersama-sama sebagai terpidana, tapi itu tidak mungkin, dia di Jawa dan aku di Sumatera Utara. Kalaupun mungkin, maka aku adalah orang yang paling beruntung, sebabnya karena akan banyak waktuku bersamanya untuk berdiskusi panjang lebar soal kehidupan dan hal-hal lain.
Dari pengalaman ini, aku lebih baik memposisikan diri sebagai pengagumnya ketimbang saya harus menjadi pengagum orang-orang sesama Batak pribumi tetapi tidak merefresentasikan ajaran-ajaran petuah nenek moyang orang Batak.
Yang paling menyedihkan, malah ada yang bangga mengolok-ngolok Budaya batak dengan alasan katanya karena ajaran kepercayaan Iman "Kristiani"-nya.
Dan lagi dibandingkan mereka, lebih baik juga aku memikirkan soal Habib Rizieq yang masih mau diulosi pertanda penghargaannya terhadap budaya Batak di Medan.
Jangan ada yang beranggapan bahwa Batak itu adalah Kristen dan Kristen itu adalah Batak. Itu adalah pendapat keliru, Batak itu adalah kelompok sosial yang damai dan tuan rumah yang ramah. Asal dengan catatan bisa menghargai adat dan budaya yang berlaku ditempat dimana para tamu menginjakkan kaki.
Batak yang sekarang lebih banyak mewarisi sikap penjajah Belanda, mereka bilang mereka adalah pemenang peradaban Batak yang mayoritas Kristen, bahkan sampai pada puncak kesenangan ketika untuk itupun mereka harus menanggalkan budaya warisan para leluhurnya.
Sementara mereka jadi "Agamais Fanatik", mereka melupakan jasa dan petuah nenek moyang demi yang mereka bilang "keselamatan" dan demi tiket masuk “surga”.
Mereka bilang pulak, untuk menjadi anak-anak Allah harus mengikuti dan menjadi seperti Yesus (dalam konteks kepercayaan Kristen). Makin berbahaya apabila mereka berfikir untuk meng-Israel-kan dan atau meng-Arab-kan (dalam konteks budaya) orang Batak atau suku lain yang masuk didalamnya (Agamais Fanatik).
Aku suka gayamu Ahok dan aku juga salut samamu Habib Rizieq. Mereka berdua ini sama-sama pernah di ulosi oleh orang Batak. Ingat kawan-kawan, Batak bukan dalam konteks mayoritas pemeluk agama atau gen, Batak itu adalah kelompok sosial. Maka untuk itu tidak ada hak kita membatasi orang memakai ulos dan accessories Batak yang lain, pemeluk dan suku manapun sah-sah saja memakai ulos, yang salah ketika budaya dijadikan komoditi politik, pahami itu kawan-kawan, agar supaya kamu jangan terjebak dalam kesempitan berfikir karena surga yang di angan-angan itu.
Aku paham kalau ini berlawanan dengan logika berfikirmu, karena otakmu sudah banyak dicekoki paham import yang jualan mimpi "surga", maka jangan lupa membacanya sambil minum kopi Lintong dan lappet atau ombus-ombus sekalian sarapan pagi ini.
Penulis: Benardo Sinambela
Sumber: benardosinambela.id
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar