Tuak adalah salah satu minuman yang masuk dalam golongan alcohol, hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang mengandung gula. Umumnya tuak di daerah Sumatera Utara terbuat dari tanaman/pohon aren atau kelapa.
Sejarah TUAK
Sampai sekarang, minuman tuak masih sangat merakyat di daerah Sumatera Utara apalagi untuk orang Batak Toba yang tinggal di bona pasogit atau tempat-tempat lain. Hampir di setiap kampong ada kedai yang sering dinamakan kedai tuak atau lapo tuak. Di kota Siantar dan kota-kota kecil lainnya pastilah juga terdapat beberapa kedai tuak. Walaupun tidak hanya tuak dihidangkan di kedai tersebut, namun nama kedai itu justru diambil dari minuman tuak ini. Bila meminum sedikit, tuak akan mencipta keramahan. Semakin banyak, tuak akan mengganggu kemampuan peminumnya untuk mengerti kejadian-kejadian penting yang berlangsung di sekitarnya. Semakin banyak diminum maka orang tersebut akan secara serius mengalami gangguan koordinasi gerak tubuh, kemampuan pikiran, membuat keputusan dan bicara. Bila semakin banyak, alcohol bisa membuat pingsan, koma dan kematian (Plotnik, 1999:182).
Tuak adalah alcohol yang berkadar rendah, harus banyak diminum supaya bisa mencapai efek yang bisa diharapkan bila dibandingkan dengan minuman alcohol lainnya seperti bir dan anggur. Sebagai bagian dari alcohol, tuak adalah minuman psikoaktif yang diklasifikasikan sebagai minuman yang membuat tenang (depressant), yang berarti bahwa minuman ini akan menekan berbagai kegiatan dari system saraf sentral para peminumnya. Pada mulanya, tuak ini nampaknya bekerja sebagai pembuat stimulasi (stimulant) karena hal ini mengurangi rintangan-rintangan dalam saraf tetapi kemudian hal ini menekan banyak reaksi fisiologis dan psikologis (Plotnik, 1999:182).
Pesan Khusus untuk Peminum Tuak
Tuak ini menjadi bagian dari bevarages yang harus diminum khususnya pada malam hari. Tidak heran, kedai-kedai tuak sering dipenuhi oleh para peminumnya yang mayoritas adalah bapak-bapak dan pemuda-pemuda. Para peminum ini dengan sendirinya akan meninggalkan rumah mereka pada pada sore hari dan kembali dari kedai tuak pada malam hari (hingga larut malam atau subuh). Jarang sekali orang membeli tuak lalu meminumnya di rumah. Daya tarik tuak ini tidak perlu diragukan lagi mengingat begitu banyak bapak dan anak muda yang sungguh-sungguh menikmati hidupnya di kedai khususnya pada sore dan malam hari. Apalagi untuk menambah daya tarik tuak ini si pemilik kedai sering juga menyediakan makanan pelezat (tambul) dan berupa permainan seperti main judi.
Mengapa Anda Harus Meminum Tuak?
Ada beberapa alasan mengapa orang minum tuak. Alasan itu bisa terungkap secara spontan, bisa diamati dan bisa juga dianalisa sebagai berikut:
Menyehatkan : Tuak itu sering dianggap berguna antara lain menyehatkan, menghangatkan dan menyegarkan orang yang meminumnya. Tuak termasuk sumber vitamin, sama seperti buah apel. Dengan demikian tuak juga memberi kekuatan dan bila cuaca dingin, tuak akan menghangatkan. Dalam pesta Batak misalnya seperti pesta adat, minuman ini sering disuguhkan. Selain karena memang minuman ini tidaklah dilarang atau diperbolehkan serta harganya pun bisa terjangkau bila dibandingkan dengan jenis alcohol lain seperti anggur dan bir, minuman ini membuat suasana pesta dan kebersamaan lebih hangat dan bersemangat.
Obat Penenang : Tuak juga menjadi semacam obat penenang. Bila sulit tidur, tuak akan membuat gampang tidur. Tuak sering dianggap sebagai obat termasuk obat untuk orang-orang yang kurang merasa enak badannya.
Alat sosialisasi : Tuak adalah minuman yang diterima umum sebagai minuman yang menghangatkan grup, pesta bahkan peserta sermon. Tuak membuat sosialisasi di kedai menarik dan menghibur. Para peminum yang berkumpul seringkali mengekspressikan diri dengan ngobrol-ngobrol, main judi, nyanyi-nyanyi dan sekali-sekali bertengkar dengan teman sekedai.
Obat stress : Sebagian menggunakan tuak itu sebagai obat stress. Masalah yang terjadi di dalam pekerjaan, di dalam hubungan interpersonal di rumah tangga sering diatasi dengan tuak. Stress membuat mereka susah, tetapi dengan minum tuak, masalah itu bisa dilupakan dan perasaan menjadi enak. Malah, ada kemungkinan bahwa candu dalam alcohol atau hal-hal lain kemungkinan bisa diassosiasikan dengan isolasi dan hubungan interpersonal yang sangat miskin atau kering sehingga obat sakit dan kesepian didapat dari obat-obat terlarang termasuk alcohol. Kemungkinan besar, wanita menjadi alkoholik karena gangguan afektif yang tidak didapatnya di dalam keluarga sedangkan laki-laki yang menjadi alkoholik karena kegagalan dalam hubungan akan cenderung berperilaku antisocial (bdk. Straussner dan Zelvin, 1997: 37). Tuak bisa dijadikan sebagai obatnya.
Ritus kedewasaan : Dalam beberapa budaya di luar negeri, minum banyak alcohol merupakan ritus untuk menuju kedewasaan (Straussner dan Zelvin, 1997: 299). Artinya kalau si pemuda telah sanggup minum banyak alcohol, dia sudah bisa diterima sebagai orang dewasa. Di daerah ini, minum tuak juga tanda bahwa dia sudah termasuk orang yang dewasa.
Nampaknya, fungsi-fungsi di atas sangat positip. Individu terbantu oleh tuak itu sendiri karena memang tuak ini beralkohol rendah. Namun bila dipelajari dan dilihat dari kenyataan yang ada, tuak itu memberikan efek negatif yang lebih banyak untuk para peminumnya. Secara pelan-pelan dan bertahap tuak atau alcohol lainnya menuntun orang yang meminumnya menjadi seorang alkoholik. Peminum tuak sering terpaku pada alasan minum tuak di atas. Jarang orang melihat efek tuak itu sendiri. Kalaupun dilihat, karena sudah terbuai oleh perasaan enak yang ditimbulkan oleh tuak tersebut, orang tetap bertahan minum tuak. Malah rationalisasi dipakai untuk membenarkan aktivitas minum itu dengan menekankan aspek positipnya. Tetapi benarkah bahwa aspek positip dari minum ini ditekankan?.
Penelitian Tuak di Amerika Serikat
Image by gobatak.com |
Orang Amerika telah melihat bahaya alcohol itu sendiri. Karena itu mereka telah mengkategorikan alkoholisme sebagai penyakit. Alkohol adalah penyebab gangguan kesehatan yang ketiga paling berbahaya sesudah kanker dan penyakit jantung. Karena alcohol ini secara signifikan telah berkaitan dengan berbagai masalah pribadi dan social di masyarakat, banyak orang berpendapat bahwa inilah minuman yang paling berbahaya bila dibandingkan dengan semua minuman atau zat-zat legal dan illegal. Untuk membuktikan itu, mereka menunjukkan persentasi bahaya yang telah disebabkan oleh alcohol sebagai berikut (Plotnik, 1999:183):
- 90% dari pemerkosaan di kampus berkaitan dengan alcohol oleh pemerkosa bahkan juga pada korban.
- 68% yang tertuduh sebagai terlibat dalam pembunuh manusia dan 63% pelaku telah menggunakan alcohol.
- 63% kejadian dimana suami melakukan kekerasan terhadap isteri terlibat alcohol.
- 46% kematian di jalan raya juga berkaitan dengan alcohol.
- 50% mahasiswa dan 39% mahasiswi telah terlibat binge (memuntahkan yang dimakan).
- 35% mahasiswi minum dan mabuk sementara 15 tahun lalu hanya 10%.
- 11% kecelakaan dalam pekerjaan karena alcohol.
- 8-21% bunuh tejadi karena alcohol.
- 7% mahasiswa tingkat 1 berhenti kuliah karena alcohol.
Demikian artikel ini saya hadirkan untuk teman-teman yang telah setia selalu berkunjung di Beranda Batak. Dan secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada pemilik artikel asli Horas.web.id karena semua Isi materi artikel di atas murni saya kutip langsung disana dan mempublishkannya kembali disini dengan penyampaian yang sedikit berbeda. Semoga tetap bermanfaat.
Thanks for reading & sharing FACE BATAK
0 komentar:
Posting Komentar